Simfoni 2 Hati

13 Maret 2011

misc

Bagian Pertama: Dia Datang Lagi dari Lambertus Wahyu Hermawan. Klik disini untuk membaca.

Aku masih mencintaimu…

Kata-kata Tiara mengawang di benakku. Pertemuan kembali kami sebulan sebelum pernikahannya menggoreskan kenangan cinta masa kecil. Namun aku tahu kenangan itu harus segera berakhir. Ia akan menikah sebentar lagi. Lagipula, Ia bukan Kirana.

Kirana. Nama yang menghantui batinku. Dan sekarang nama ini muncul kembali seiring dengan kedatangan Tiara menemuiku. Ketika Andro, Hilman dan Denny memaksaku untuk bercerita, aku hanya terdiam dan terus memikirkan nama tersebut dan surat ini….

Aku menggenggam surat tanpa nama ini dan membacanya untuk kesekian kali. Tidak mungkin…

Apa Tiara mencoba mempermainkanku? Tapi ini bukan tulisan tangannya. Aku tahu betul ini tulisan siapa dan Tiara tidak mungkin tahu makna dari kata-kata rahasia kami.

Tidak mungkin.. benakku kembali berbisik. Ini tidak mungkin terjadi…

***

Aku dan Tiara besar bersama. Kami adalah kanak-kanak yang bermimpi menjalin cinta kasih dewasa. Hingga usia tua niscaya hinggap di tubuh berdua. Orang tua kami senang dengan keakraban ini. Mereka pun seperti kami merajut mimpi ditautkan oleh ikatan keluarga.

Hari-hari kedekatan berlanjut sampai di SMP, sampai saat Kirana datang untuk tinggal bersama ayah-bunda Sasongko, orang tua Tiara

Tiara mengatakan padaku jika sepupunya itu adalah anak tunggal dari adik perempuan bundanya. Orang tua Kirana meninggal dalam kecelakaan kapal ferri di pulau seberang.

Kedatangan gadis ini menyita perhatian hati kecilku. Ia sama jelitanya dengan Tiara. Namun yang mengherankan adalah mereka bagai pinang dibelah dua.

Matanya, kulitnya, rambutnya, bahkan suara mereka sangat mirip. Pernah dengan bercanda kukatakan bahwa mungkin saja mereka saudara kembar. Kirana tertawa jenaka, namun Tiara mendesis.

Sudah bukan rahasia lagi di keluarga Sasongko jika Tiara tak menyukai sepupunya ini. Ia tak rela cinta ayah bunda terbagi dua dengan sepupu yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Namun Tiara tetap bersikap santun, tidak seperti saudara tiri dalam cerita dongeng yang sering menghardik dan menyiksa. Ia tetap santun. Namun dingin.

Dan sekarang kami sering jalan bertiga. Memenuhi amanah orang tua untuk membantu Kirana beradaptasi dan melupakan kesedihannya. Terlihat olehku kedua peri jelita ini mempunyai perbedaan. Tiara pendiam dan observatif, Kirana ceria, ceplas ceplos dan apa adanya.

Aku tahu perhatianku terbagi dua. Aku tahu aku memperhatikannya dengan seksama. Aku tahu aku lebih menyukai dirinya. Aku mencoba bersikap sewajarnya. Bisakah aku mendustai hatiku?

***

Jangan Rio…

Aku harus mengatakannya Kirana. Kukatakan sekali lagi. Aku mencintaimu. Aku tahu kau juga memperhatikanku. Aku sering melihat tatapan mata dan hatimu padaku. Tatapan matamu berbalas, Kirana. Hatimu juga.

Cintamu hanya untuk Tiara, Rio. Aku tak mau menganggu cinta suci yang kalian bangun sejak kanak-kanak.

Cinta macam apa yang bisa dipikirkan oleh anak-anak umur 5 tahun Kirana? Waktu kami mengucapkan cinta itu, orang tua kami menganggap itu adalah tanda baik untuk hubungan di kemudian hari. Sejak itu kami selalu bersama. Sampai aku menemukanmu…

Dan cinta macam apa yang kau tawarkan padaku Rio?.Badan kita mungkin sudah besar, hormon kita mungkin sudah berubah, tapi apa yang kita mengerti tentang cinta?

Iya Kirana. Meski kita masih kanak-kanak berbaju SMU, meski kita mungkin belum paham apa arti cinta sejati, aku tak tak takut menelusuri rasa ini. Aku ingin bersamamu sekarang. Entah sampai kapan, yang pasti aku tak berani menjanjikan kita akan bersama sampai maut memisahkan kita.  Aku hanya ingin bersamamu saat ini. Aku senang ditemani olehmu saat ini

Aku juga Rio.

Ingatanku kembali melayang pada percakapan itu. 2 remaja yang dimabuk emosi bernama cinta. 2 remaja yang sangat berhati-hati menjaga hubungan kasih mereka. 2 remaja yang selalu mencurahkan rasa mereka di blog khusus yang disetting private untuk berdua.

Aku memilih username DC45 dan ia RQ1990. RQ adalah Rose Quartz, sejenis kristal kuarsa berwarna merah jambu, semi precious stone yang baru kubelikan dalam bentuk pendant untuk Kirana. Kami sering membuat artikel puisi, perenungan, analisa, kontemplasi, atau cerpen di blog kami yang bernama amethystlovers.wordpress.com

Amethyst adalah batu kristal berwarna ungu yang menjadi favorit kami berdua, Di indonesia, kristal ini lebih dikenal dengan nama kecubung. Kami menggunakannya untuk nama blog yang hanya kami berdua saja yang tahu

Kenapa nickmu DC45?

Karena jaringan internetku sering DC… disconnected dan berjalan di komputer jebot dari tahun 45!

Kami tertawa bersama dan mengisi blog itu dengan cinta. Dari hari kehari hubungan kami bertambah akrab sementara hubunganku dengan Tiara merenggang. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya pada Tiara, namun aku belum bernyali seperti lelaki dewasa

Tiara merasakan kerenggangan hubungan kami dan sering menuduh jika aku sengaja menghindar darinya. Aku memang menyimpan banyak alasan untuk menghindari Tiara. Jika dulu kami bertemu seminggu 7 kali di rumahnya, sekarang aku hanya bertemu 2 kali saja.

Kubilang padanya jika aku punya teman-teman sendiri. Aku ingin lebih banyak mengeksplorasi dunia remaja lelaki. Memang di SMU ini aku mulai akrab dengan Denny dan Andro yang kelak akan menemaniku juga di Institut Teknologi Sepuluh November.

***

Hari itu aku di rumah sakit menunggui Kirana. tubuhnya terbaring lemah di bangsal kelas I. Ayah-bunda sasongko tidak menjelaskan apa-apa padaku. Mata mereka sembab oleh tangis. Tiara dengan dingin menjelaskan padaku jika sepupunya divonis leukimia dan tidak akan bertahan lama.

Mengapa kau tidak pernah mengatakannya padaku Kirana? Apa aku tidak berhak tahu. Aku berbisik perlahan di telinganya. Sore itu di bangsal hanya menyisakan kami berdua.

Rio, bersamamu aku merasa sangat hidup. Aku bangkit dari keterpurukan akibat kehilangan orang tua. Kau membantuku keluar dari labirin kesedihan. Apalah artinya penyakit ini, Rio. Aku tidak ingin mengusikmu dengan keluhan akan penyakit ini. Aku memiliki cintamu. Cinta yang akan menghantarkanku ke gerbang surga, menemui kedua orangtuaku dan Sang Pencipta.

Aku terisak. Andro selalu mengatakan padaku Boys don’t cry. Persetan.

Rio, kita akan bersua kembali. Rawatlah baik-baik tulisan kenangan di blog kita. Aku akan selalu mencintaimu DC45. Kembalilah pada Tiara, sayang. Ia lebih membutuhkanmu sekarang.

Tangannya mengusap kristal-kristal bening yang berjatuhan di pipiku. Tiba-tiba kedua orangtuaku menyeruak masuk ke kamar dan menghampiri Kirana. Mereka amat prihatin dengan kondisinya. Pa, Ma, anakmu ini juga sakit. Sakit melihat cintanya terbaring lemah tak berdaya. Sakit tak bisa mengupayakan kesembuhan baginya.

Sebelum kami pulang, Kirana tersenyum. Senyum terakhir yang akan kulihat darinya. Malam itu ia anfal dan tidak pernah bangun lagi.

***

Kembalilah pada Tiara, sayang….

Kata-kata terakhir Kirana ini bergema di pikiranku ketika aku menatap krematorium yang melahap peti matinya. Ayah-bunda sasongko akan melarung abu jenazah Kirana di Kenjeran. Setelah diperabukan, aku memeluk guci abu Kirana erat-erat dan berbisik, aku tak akan pernah melupakamu RQ1990, aku akan selalu mencintaimu…

Semenjak itu kehidupan berjalan amat lambat bagiku. Tiara terlihat lebih ceria, sebaliknya aku selalu terlihat kuyu dan lesu. Denny salah satu teman baikku memperhatikan kondisi ini. Ia yang paling serius dan selalu mengamati kondisi teman-temannya dengan seksama.

Kuceritakan pada Denny jika aku tidak bernafsu makan gara-gara mempersiapkan diri untuk SNMPTN nanti. Well, itu separuh benar. Separuhnya lagi karena ingatanku terus melayang pada Kirana.

Hubunganku dengan Tiara makin terasa hambar. Apalagi setelah aku berhasil masuk ke ITS. Sekarang aku malah lebih banyak menghabiskan waktu di himpunan mahasiswa bersama Andro dan Denny, juga bersama Hilman yang baru aku kenal di kampus baruku ini.

Aku tahu Tiara cantik dan banyak lelaki yang mendekatinya. Termasuk Bram. Anak pemilik toko besi di Pucang Anom. Tiara sering bercerita jika Bram begini dan Bram begitu, termasuk memberinya hadiah yang indah dan mahal.

Rio, apa kau tak pernah cemburu jika aku bercerita tentang Bram?

Tiara, ini hidupmu. Aku tak akan melarangmu berbuat ini dan itu. Bram tampaknya baik dan easy going. Kau suka padanya?

Aku menyukaimu, aku mengharapkanmu. Namun kau selalu mengacuhkanku. Aku butuh perhatianmu, Rio.

Aku terdiam

Kirana kan? Kau mencintainya kan? Aku melihat kalian berdua sore itu di rumah sakit. Aku shock Rio! Tapi aku mencintaimu. Kupikir dengan kepergiannya kau akan berubah dan kembali memperhatikanku. Ternyata tidak.

Aku sekarang adalah lelaki yang berbeda, Tiara. Bukan lagi anak kecil yang selalu mengikutimu ke mana-mana, bukan lagi anak kecil yang pernah berlutut di depanmu dan mengatakan aku cinta padamu. Maafkan aku.

Sejak itu Tiara dan Bram semakin dekat. Sesekali aku datang ke rumahnya untuk memenuhi undangan makan malam Ayah-bunda Sasongko. Mereka tampaknya mafhum akan perilaku anak-anak ini yang sudah beranjak dewasa.Pernah aku makan malam di sana dengan kehadiran Tiara dan Bram. Aku menyukai lelaki itu. Ia charming dan tulus. Kekayaan orang tua tidak membuatnya menjadi pongah.

Kau menemukan pria yang baik, Tiara. Bahkan aku menyukainya.

Kalau begitu kau saja yang menikah dengannya !

Menikah?

Ya Rio, dia sudah melamarku. Sebelum menjawabnya, aku perlu melihatmu. Aku perlu melihat wajah yang masih aku cintai… masih aku harapkan…

Aku sudah mengubur semua kenangan masa lalu kita. Menikah dan berbahagialah dengannya. Kau mendapat restu dariku.

Tiara berlalu dari serambi rumah dan membanting pintu depan. Di dalam kudengar ia terisak.

***

Hari itu kami bertemu lagi di kantin Teknik Industri. Hujan lebat turun membasahi bumi Surabaya.

Rio, aku minta maaf

Aku diam dan hanya bisa melihat wajah Tiara yang penuh penyesalan.

Semua kebodohanku… tidak melihat dirimu… semua yang kau lakukan. Aku tahu kau mencintai Kirana, aku tahu kau memperlakukan ia dengan baik, sementara aku selalu dingin padanya. Aku merasa ia merebut cinta orangtuaku dan waktu aku tahu ia juga merebut cintamu.. aku sangat marah!

Kutatap wajah Tiara lekat-lekat

Ketika aku jalan dengan Bram, aku bermaksud membuatmu cemburu. Namun kau tidak marah malah berteman dengannya. Mestinya aku tidak melakukan itu…mestinya aku bisa mengerti perasaanmu dan membuatmu nyaman. Sekarang semua sudah terlambat… aku putuskan menerima pinangan Bram. Tapi Aku masih mencintaimu, Rio!

Tiba-tiba tangan Tiara menggenggam tanganku. Paru-paruku membeku. Dingin hujan menembus tiap pori di kulitku dan merasuk hingga berusaha menghentikan detak jantungku.

Wanita di depanku ini, tiba-tiba sekilas tidak tampak seperti Tiara. Dia lebih tampak seperti Kirana! Aneh..setelah sekian lama aku masih belum juga bisa melupakannya. Lagipula, mereka amat mirip….

Tidak ada yang perlu disalahkan. Kau bertindak dengan cara yang kau tahu, Tiara. Bram adalah lelaki yang baik dan mapan. Kau akan belajar mencintainya, kau akan menemukan cinta dan kedamaian bersamanya.

Kami berdua tersenyum

Rio, ada lagi yang perlu kukatakan. Kira-kira 3 bulan yang lalu, ada seorang kakek berjubah putih dan bersorban datang ke rumahku. Ia menyerahkan sebuah surat. Katanya surat ini harus kuserahkan padamu.

Sebuah amplop surat putih tanpa nama pengirim dan tanpa nama tertuju. Ada secarik kertas di dalamnya.

Maafkan aku, Rio. Aku penasaran dan membaca isinya. Tapi aku tidak mengerti artinya.

Bergegas kubuka amplopnya dan kubaca surat itu

Wahai kekasih kecubung

Datanglah temui aku dan dengarkan simfoni kecubung kita

Di tempat asa memadu kata di tepian dunia tanpa batas

DC 45, Kau tahu tempatnya kan?

RQ1990

Mukaku memucat, tanganku bergetar. Aku menggenggam surat tanpa nama ini dan membacanya untuk kesekian kali. Tidak mungkin… RQ1990?

Apa Tiara mencoba mempermainkanku? Tapi ini bukan tulisan tangannya. Aku tahu betul ini tulisan siapa dan Tiara tidak mungkin tahu makna dari kata-kata rahasia kami.

Tidak mungkin.. benakku kembali berbisik. Ini tidak mungkin terjadi… aku melihatnya di perabukan. Aku melihat abunya dilarung di Kenjeran…

***

Aku meninggalkan Tiara begitu saja dan menuju perpustakaan kampus. Segera kubuka laptop dan menghubungkan diri dengan jaringan wifi di sana. Simfoni kecubung? Itu adalah head title untuk blog rahasia kami…

Di jendela mesin pencari kuketikkan nama blog amethystlovers.wordpress.com/wp-admin untuk masuk ke dashboard admin blog.

Sebuah postingan yang diset private bertanggal hari ini telah ada di bagian postingan. Penulis: RQ1990.

Dengan gemetar kuklik postingan itu dan membaca isinya……………..

Pembaca yang budiman, apa isi postingannya? Apakah RQ1990 alias Kirana masih hidup? atau ada orang lain yang mengetahu keberadaan blog rahasia tsb – mengetahui password username RQ1990 dan memakai nick itu? Siapa kakek-kakek yang mengirim surat pada Tiara? Bagaimana kisah Rio selanjutnya?

Mari baca bersama di bagian ketiga karya Erwin Aziz berikut: Hujan Kemarin. Klik disini untuk membaca

Artikel ini diikutsertakan dalam Pagelaran Kecubung 3 Warna di newblogcamp.com.

, , , , ,

Komentar ditutup.