SEKOLAH ST. ALOYSIUS
Sekolah di Jalan Sultan Agung 4 dahulunya bernama Heetjansweg lebih dikenal sebagai sekolah TOP daripada Sekolah Santo Aloysius. TOP secara implisit berarti yang terbaik.
TOP semula merupakan singkatan dari “Taruna Ogra Pravritti” (bahasa Sansekerta = Kaum Muda Harus Maju Terus). Dalam perkembangannya, TOP menjadi kependekan Tot Onze Plezier (bahasa Belanda = Demi Kesenangan Kita) yang akhirnya diubah ke dalam bahasa Inggris menjadi To Our Pleasure.

st aloysius bandung
Sekolah Santo Aloysius awalnya didirikan sebagai bagian dari SMP (MULO). Pendirinya merupakan biarawan-biarawan dari Ordo Sanctae Crucis (OSC – lebih dikenal dengan nama Ordo Salib Suci oleh masyarakat saat ini).
Gedung sekolah ini dibangun pada tahun 1928-1930 berdasarkan hasil rancangan arsitek J. Sippel. Pemberkatannya dilakukan oleh pastor JH Goumans dengan dihadiri pastor van Kalken SY pada tanggal 1 November 1931.
Namun setelah bala tentara Jepang menduduki Kota Bandung pada Maret 1942, bangunan tersebut berubah fungsi menjadi Markas Kempei Tai, yakni polisi militer Jepang.
Di tempat ini, kekejaman demi kekejaman berlangsung dengan berbagai cara penyiksaan yang tidak berperikemanusiaan terhadap mereka yang dianggap membangkang. Apalagi mencoba melakukan pemberontakan.
Setelah Republik Indonesia merdeka, hubungan Indonesia-Belanda menjadi buruk, membuat banyak biarawan OSC tidak berani untuk tinggal di Indonesia. Sekolah Santo Aloysius pun menjadi terbengkalai.
Namun, pada tahun 1950-an, sekolah Santo Aloysius diserahkan kembali kepada Gereja Katolik. Sekolah ini sekarang berada di bawah naungan Yayasan Mardiwijana dan Satya Winaya.
ST. ANGELA – Jalan Merdeka
Sejarah Sekolah St. Angela di Jalan Merdeka dimulai sejak tahun 1905 saat Moeder Agustine Philipsen dari Noordwijk ingin membuka SD di Indonesia. Lembaga pendidikan St. Angela resmi dibuka pada 2 Juli 1906 dan kini telah menjadi salah satu sekolah terkenal di Kota Bandung.
Pada tanggal 1 Juli 1920, HBS (Hogere Burger School) dibuka dengan total murid 11 orang. Untuk sekolah ini didatangkan tiga guru dari Noordwijk yaitu Sr. Agnes Grene, Sr. Anastasia Mignolet dan Sr. Varonique Ahne.

st angela bandung
Gedung HBS yang baru kemudian diberkati dalam sebuah acara khusus dan dinamakan St Angela dengan motto: Serviam (Bahasa Latin = Kami Melayani).
Ketika itu St. Angela dan sekolah St. Aloysius lebih dikenal dengan julukan Sekolah Menak karena sebagian besar pelajarnya adalah anak para menak atau golongan the have.
Ketika terjadi penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 21 Maret 1942 semua sekolahan harus ditutup termasuk Sekolah Santa Angela.
Mulai dibuka lagi pada tanggal 26 Oktober 1945. Sampai saat ini sekolah Santa Angela bernaung di bawah Yayasan Widya Bhakti
21 Agustus 2015
Bandung