pada artikel sebelumnya saya menulis tentang energi terbarukan yg dianggap sebagai sumber energi bersih bagi masa depan manusia. nah pada tanggal 11-12 November 2016, saya dan teman-teman dari Komunitas WeGI (We Green Industry) mendapat kesempatan jelajah green industry untuk melihat secara langsung seperti apa pemanfaatan energi terbarukan itu
tujuan kami adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yg berada di kawasan Kamojang, Garut. PLTP yg dibangun di Kamojang adalah yg pertama di Indonesia. sejarah eksplorasi dan pembangunannya sudah dimulai di jaman kolonial Belanda, tepatnya tahun 1926. saat ini PLTP Kamojang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energy
perjalanan dari Bandung ke Garut sebenarnya sekitar 2 jam saja. namun pada hari H, perjalanan kami molor sampai 4 jam lebih karena banjir di daerah cicalengka. rasanya ironis ya.. kami ke Kamojang ingin melihat bagaimana alam bisa bersinergi dengan manusia dalam bentuknya yang terbaik, sementara di kota tempat tinggal kami sendiri, alam dan manusia berada dalam posisi berhadap-hadapan dan tidak harmonis 😦
Potensi Geotermal Indonesia
Panas bumi / geotermal di Indonesia menyimpan potensi yg amat besar sekali. di nusantara ada 29.000 MW atau sekitar 40 persen cadangan geotermal di dunia. that’s a lot man! bayangkan jika energi ini dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan bangsa kita
tapi dari potensi tersebut, baru 5 persen saja yg sudah dimanfaatkan. gemes gak sih? kenapa dari potensi yg demikian dahsyat itu, bangsa kita baru bisa memanfaatkan sedikit saja?
FYI: Pemain utama dalam pemanfaatan geotermal di Indonesia adalah Pertamina sebagai perusahaan geotermal terbesar di Indonesia dan PLTP Kamojang ada di bawah kendali Pertamina.

Geotermal Information Centre dibangun di kawasan Pertamina Geothermal Energy unit Kamojang untuk mengedukasi awam seperti saya ini. mereka punya ruang auditorium sekelas bioskop XXI untuk memberikan penjelasan dan edukasi. kemudian ada ruangan display persis seperti di museum
Mahal tapi worth it
jawaban dari kegemasan saya itu terjawab setelah mengunjungi Geotermal Information Centre di Kawasan Kamojang. akhirnya saya mengerti mengapa di game Sim city yg saya mainkan, power plant berbasis batubara dan minyak bumi jauh lebih murah daripada power plant berbasis geothermal 😛
pemanfaatan geotermal itu bersifat padat modal, perlu studi kelayakan yg panjang dan teliti, lalu dari proses eksplorasi hingga eksploitasi juga panjang. butuh tahunan bo! setelah hasilnya didapatkan, “barangnya” pun tidak bisa ditenteng lalu dijual langsung ke konsumen seperti menjual minyak bumi dan batu bara
konsumennya siapa toh? konsumen panas bumi di Indonesia adalah pemain besar yg itu-itu aja. kenapa itu-itu saja? karena menurut UUD ’45, bumi dan segala kandungan isinya yg berada di Indonesia dikuasai negara dan nantinya akan dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat. PLN dan Indonesia Power (anak perusahaan Pertamina) adalah salah satu pemainnya. dari merekalah panas bumi nanti akan dijual ke masyarakat sebagai listrik
kualitas panas bumi yg dihasilkan juga harus dijaga, karena itu perlu perhitungan yg tepat jarak dari sumur ke turbin agar panas yg dihasilkan dapat menggerakkan turbin yg nantinya akan menghasilkan listrik. kalo salah perhitungan, panas bumi yg keluar paling-paling hanya cukup buat masak indomie 😀 rugi bandar dong udah keluar modal gede cuman buat rebus mie dan nyeduh teh ;P
Political Goodwill
karena padat modal dan padat teknologi tinggi, pemanfaatan energi bersih dan terbarukan seperti geothermal ini benar-benar perlu dukungan politis dan niat baik dari pemerintah. beruntung, pemerintah kita mulai menyadari hal ini dan memberi jalan pada pemanfaatan geothermal
kalo mau gampangnya sih pemerintah bisa aja terus menggunakan minyak bumi dan batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik. memang cadangan minyak bumi kita tinggal seuprit, tapi batubaranya masih buanyak banget loh. apalagi dibandingkan geothermal, minyak bumi dan batubara jauh lebih murah
namun menurut saya masa depan umat manusia akan banyak bergantung pada energi bersih dan terbarukan seperti geothermal ini. sekarang memang mahal namun seiring dengan kemajuan teknologi maka nantinya pasti akam lebih murah. bukan itu saja, energi bersih dan terbarukan juga tidak mencemari lingkungan. nah inilah yg penting. minyak dan batubara meski murah namun punya efek samping mengotori udara dan mencemari lingkungan
batubara aja deh? kan berlimpah dan murah? cadangan batubara kita meski sangat besar dan perlu ratusan tahun ngabisinnya yah tetap aja habis suatu hari nanti. geothermal? gak ada matinya tuh energi! selama inti bumi kita masih ada dan panas, maka energi geothermal ini akan ada terus dan bisa dimanfaatkan
maukah kita membayar murahnya itu dengan dampak social cost yg tinggi? memang tidak terasa dalam jangka pendek, namun bumi, tanah, air dan udara ini kita pinjam dari generasi yg akan datang. merekalah yg akan merasakan dampaknya kelak
setidaknya saya pernah merasakannya dalam skala imajinatif ketika bermain game sim city. kota modern yg saya bangun dengan susah payah jadi amburadul karena saya bersikeras terus memanfaatkan batubara dan minyak bumi sebagai pembangkit listrik utama 😀
seperti yg saya tulis diatas, pemanfaatan energi bersih dan terbarukan memang mendapat porsi perhatian pemerintah, saat ini saja Pertamina Geothermal Energy punya 9 protyek geothermal di seluruh Indonesia! moga-moga dapat dioptimalkan secepatnya ya untuk rakyat Indonesia yg kece-kece ini ;D
Konservasi Elang Jawa
Perjalanan kami ke PLTP Kamojang diakhiri dengan mengunjungi Pusat Konservasi Elang jawa. tempat ini adalah hasil dari CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina yg bekerja sama dengan jaringan peneliti burung pemangsa di Indonesia (Indonesian Raptor) sebagai pengelola
ketika melihat-lihat kawasan ini, saya bertanya dalam hati, apa yg didapatkan Pertamina dari tempat ini yach? kasarnya sih mereka cuman buang-buang uang. kalo dibilang ikut melestarikan keanekaragaman hayati atau konservasi elang jawa yg sudah langka, dll kok rasanya terlalu klise …
CSR itu meski niatnya adalah kepedulian sosial, sebenarnya tidak tepat juga kalo dibilang buang-buang duit. ada timbal balik menguntungkan yg bisa didapatkan oleh perusahaan dari kegiatan ini
saat mendengar penjelasan “kuncen” dari Indonesian Raptor, baru saya ngeh… ternyata memang ada korelasinya kegiatan CSR ini dengan energi geothermal
elang-elang yg direhab dan nantinya dilepasliarkan di kawasan konservasi hanya mau membangun sarang di pohon-pohon besar dengan ketinggian diatas 10 meter-15 meter. karena itu pihak konservator selain mengurusi elang juga mengurusi pepohonan
mereka mempercepat restorasi kawasan dengan menanami kawasan di Kamojang dengan pepohonan besar seperti pinus, cemara, akasia, ki hujan, dll. terus apa hubungannya dengan energi geothermal / panas bumi?
rupanya kualitas geothermal ini bisa terus terjaga dengan baik apabila diatasnya terdapat kerimbunan pepohonan. akar pohon yg besar-besar itu kan menahan air dalam tanah. air inilah yg akan berubah menjadi uap melalui proses panas bumi secara alami. jadi tidak heran di sekitar PLTP ada hutan lindung dan konservasi yg mereka jaga dengan baik
jadi elang >> pohon >> air tanah >> geothermal semuanya saling berkaitan. dengan demikian program CSR ini memang ibaratnya sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. mantap!

Pusat Konservasi Elang Jawa di Kawasan Kawah Kamojang, dikelola oleh jaringan peneliti burung pemangsa di Indonesia (Indonesian Raptor). ini adalah CSR dari Pertamina
saya senang sekali diundang menjadi partisipan dalam kegiatan WeGI yg ke-enam ini. benar-benar menginspirasi sekali. senang karena dapat mengintip secara langsung bagaimana energi bersih dan terbarukan dikelola. karena disinilah masa depan berada. di masa depan umat manusia nantinya akan menggantungkan aspek kegiatannya dari energi bersih & terbarukan
terima kasih kakak-kakak sekalian. jika ada kegiatan dari WeGI lainnya, jangan lupa saya si blogger Indonesia paling ganteng ini diajak lagi yach! cheers!
5 artikel terakhir di blog annunaki
20 November 2016
Komunitas