Mungkin ada yang bertanya,”Kenapa sih kamu lari-lari keliling kotak batu hitam begitu?” Bagi dia, itu hal yang tidak hanya aneh, tapi konyol. Jawabannya apa? Because I believe. Karena saya percaya.
Kenapa sih tawaf mesti 7 kali? Kenapa kalau haji tamattu mesti bayar dam? Apa salah dia kok mesti bayar dam? Karena ditetapkan begitu. Kita melakukan yang dipercayai sebagai ketetapan.
Kita mungkin pernah berpikir sama tentang iman orang lain. Kenapa sih kamu menyembah patung, yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun mudarat buat kamu? Mereka bisa balik bertanya, kenapa kamu menyembah batu. Tentu kita keberatan disebut menyembah batu. “Kami tidak menyembah batu.” “Kami juga tidak menyembah patung.” Kita tetap ngotot menuduh mereka menyembah patung.
I don’t believe what you believe. You don’t believe what I believe. Dalam bahasa Arab, laa a’budi maa ta’buduun wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud.
Kita heran melihat orang pasang salib di dinding. Jangan heran. Kita juga pasang kaligrafi bertuliskan lafaz Allah. Tapi kan kita tidak menganggap tulisan itu Tuhan. Iya, mereka juga tidak menganggap salib itu Tuhan.
Makanya, jangan gerah melihat sesembahan orang, atau rumah ibadah orang. Mereka punya patung di rumah ibadah, itu bukan urusan kita. Apapun bentuknya, berapapun besarnya. Karena kita juga tak akan suka kalau rumah ibadah kita diusik.
dapatkan pemikiran² Kang Hasan dalam bentuk Buku Blusukan di Makkah & Madinah
Kontak pemesanan buku: Irvan Fikriansyah WA 0818638038, harga 69 ribu rupiah.
5 artikel terakhir di blog annunaki
13 Februari 2018
Books